Minggu, 29 September 2013

Nilai Sosial


Pengertian Nilai
-       Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dianggap naik atau benar oleh masyarakat yang kemudian dipedomani sebagai contoh perilaku yang baik dan di harapkan oleh seluruh warga masyarakat. Tiap tiap masyarakat memiliki system nilai yang berbeda beda yang bersifat turun temurun.

-       Contoh nilai nilai social
a.    Berperilaku sopan dan jujur
b.    Bersikap arif dan bijaksana
c.     Memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat
d.    Bersikap adil
e.    Bersikap ramah
Manfaat Nilai
-       Sebagai pedoman perilaku yang telah disepakati oleh warga masyarakat termasuk para pendahulu yang membuatnya.
-       Fungsi nilai social sebagai berikut :
a.    Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku
b.    Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok (masyarakat)
c.     Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan peranan social
d.    Sebagai alat pengawas perilaku manusia
-       Selain fungsi diatas ada beberapa fungsi lain, yaitu :
a.    Sebagai penunjuk arah dan pemersatu
b.    sebagai pelindung
c.     sebagai pendorong


Silat


Sejarah Silat di Indonesia

Nenek moyang
bangsa Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari tantangan alam. Mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang. Asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, misalnya seperti dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaan-kerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekar-pendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajurit-prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Peneliti silat Donald F. Draeger berpendapat bahwa bukti adanya seni bela diri bisa dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pada pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda-kuda silat di candi Prambanan dan Borobudur. Dalam bukunya, Draeger menuliskan bahwa senjata dan seni beladiri silat adalah tak terpisahkan, bukan hanya dalam olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Sementara itu Sheikh Shamsuddin (2005) berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.
Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatera ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara.
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Legenda Minangkabau, silat (bahasa Minangkabau: silek) diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar di kaki Gunung Marapi pada abad ke-11. Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara. Demikian pula cerita rakyat mengenai asal mula silat aliran Cimande, yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit dan Si Pitung dari Betawi.
Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung setempat yang dikisahkan juga menaruh hati kepada pengantin wanita. Maka terjadilah pertarungan silat di tengah jalan antara jawara-jawara penghadang dengan pendekar-pendekar pengiring pengantin pria yang tentu saja dimenangkan oleh para pengawal pengantin pria.
Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.
Silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan beladiri ini.
Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.
Pada 11 Maret 1980, Persatuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) didirikan atas prakarsa Eddie M. Nalapraya (Indonesia), yang saat itu menjabat ketua IPSI. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Keempat negara itu termasuk Indonesia, ditetapkan sebagai pendiri Persilat.
Beberapa organisasi silat nasional antara lain adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.


Perguruan Silat di Indonesia

1. IKS.PI (Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia) KERA SAKTI
   - didirikan oleh R.Totong Kiemdarto di kota madiun jl.merpati no.45 pada tahun
     1980, merupakan aliran tenaga dalam,dan perpaduan dari silat di nusantara  
     dan KUNG FU.
2. Pencak Silat Nahdlatul Ulama PAGAR NUSA
   - merupakan badan otonom dibawah naungan Nahdlatul Ulama yang menampung  
     berbagai perguruan dan aliran pencak silat di kalangan Nahdliyin. Gabungan
     dari berbagai aliran dan perguruan seperti Perguruan Cimande, GASMI
     (Gerakan Aksi Silat Muslim Indonesia), GASPI, Padepokan Saperti, Jawara
     Pencak Club, Perguruan Seni Pencak Silat Hizbullah(Malang), Batara, dll.
3. Silat Kijang Berantai
   - didirikan oleh Hj. Djuhardi dari kampung dagang kabupateen sambas.
4. HASDI (Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia)
   - didirikan oleh Bapak RS. Hasdijatmiko pada tahun 1961, yang berpusat di
     Jember Jawa Timur, merupakan perguruan silat yang mengembangkan tekhnik
     gerak silat cepat dan lugas.
5. Perguruan Pencak silat Kera Sakti
    - merupakan aliran tenaga dalam,dan perpaduan dari silat di nusantara dan  
      KUNG FU.
6. Perguruan Pencak Silat Persinas Asad
    - merupakan Perguruan Asad yang religius ini banyak mencetak pesilat
      internasional. Hal itu dibuktikan dengan banyak atlet persinas asad yang
      mengikuti Kejuaraan dunia pencak silat.
7. Perguruan Pencak Silat Merpati Putih
    - merupakan perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (PPS Betako)
8. Perguruan Pencak Silat PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate)
   - didirikan oleh Ki Hajar Harjo Utomo pada tahun 1922, PSHT adalah perguruan  
     silat yang mengajarkan kesetiaan pada hati sanubari sendiri yang
     bersandarkan pada Tuhan Yang Maha Esa. Perguruan ini mengutamakan
     persaudaraan dan berbentuk sebuah organisasi.
9. Silat
Perisai Diri
   – teknik silat Indonesia yang diciptakan oleh Pak Dirdjo (mendapat
      penghargaan pemerintah sebagai Pendekar Purna Utama) yang pernah
      mempelajari lebih dari 150 aliran silat nusantara dan mempelajari aliran
      kungfu siauw liem sie (shaolin) selama 13 tahun. Teknik praktis dan efektif
      berdasar pada elakan yang sulit ditangkap dan serangan perlawanan
      kekuatan maksimum. Saat ini merupakan silat yang paling dikenal dan banyak
      anggotanya di
Australia, Eropa, Jepang dan Amerika Serikat.
10. Silat Riksa Budi Kiwari
    - perguruan ini didirikan oleh Pak Ujang Jayadiman pada tahun 1982 di
      Bandung. Meskipun usia perguruan ini tergolong masih muda,namun telah
      mencetak banyak atlet-atlet berprestasi baik di tingkat Nasional maupun
      Internasional.

Hindu Budha


Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu Budha di Indonesia

Keadaan Indonesia Sebelum Masuknya Hindu Budha
  Masih dalam masa Pra-Aksara atau belum mengenal tulisan.
  Masih bersifat kesukuan.
  Belum ada agama, masih menganut animisme,  dinamisme,  dan totemisme

Keadaan India Pada Saat munculnya Hindu Buddha
·      Pendukung peradaban : Bangsa Arya dan bangsa Dravida
·      Tahun peradaban : abad ke 16 SM ( 1700 SM)
·      Ciri kehidupan : berpindah pindah, mengembara, dan berternak  (disepanjang sungai Gangga)

AGAMA HINDU

Bangsa aria mengalahkan bangsa dravida di lembah sungai indus. Hingga saat itulah di indus terjadi perkembangan agama hindu.

Agama dan kebudayaan hindu sebenarnya merupakan sinkretisme (kepercayaan bangsa arya dan dravida.

Kepercayaan : kitab Weda ( terdiri atas empat samhita / himpunan.
       Reg weda    : Syair pujian terhadap para dewa     
       Yayur  Weda : Doa – doa sesajian saat upacara
       Sama weda  : Nyaian suci dalam upacara     
       Atharwa weda      : Mantra untuk menyembuhkan orang sakit

Empat lapisan / kasta agama Hindu
  Kasta Brahmana: Bidang keagamaan
  Kasta kasatria : Bidang pemerintahan  
  Kasta waisya : Bidang pertani dan perdagangan           
  Kasta sudra : Buruh dan pekerja kasar
  Kasta paria  : fakir miskin 

Hari Raya Agama Hindu
  Hari Raya Nyepi : adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun Baru Saka.
  Agama Hindu Di Bali
a. Hari raya
Galungan : yaitu upacara hari raya kebangkitan melawan penderitaan, inti hari raya ini adalah pemujaan terhadap dewa durga yang menyelamatkan manusia.
b. Hari raya Kuningan
: upacara ini dilaksanakan sebagai hari kemenangan dan kepahlawanan yang dimenangkan sejak hari raya galungan oleh durga sampai akhirnya perang 10 hari lamanya.
c. Hari raya Saraswati
: Yaitu Hari raya turunnya kitab kitab suci, hari lahirnya weda sedunia

Dewa Dalam Agama Hindu
TRIMURTI (3 DEWA UTAMA)
  Dewa Brahma adalah dewa pencipta dalam agama Hindu. Dewa Brahma dilukiskan berwajah empat atau lebih dikenal dengan sebutan Catur Muka.
  Dewa Wisnu adalah dewa pemelihara dalam agama Hindu.
  Dewa Siwa adalah dewa pelebur dalam agama Hindu. Dewa Siwa adalah dewa yang tertinggi dalam agama Hindu.

Mundurnya agama hundu
- Kaum brahmana yang memonopoli agama dan upacara bertindak sewenang- 
  wenang d
alam meminta hewan kurban.
- Adanya sistem kasta yang membeda-bedakan derajat manusia berdasarkan
  kelahirannya.
- Lahirnya agama baru untuk mencapai nirwana sendiri tanpa pertolongan orang
  lai
n.

Tempat suci agama hindu
  Benares : tempat bersemayam Dewa Syiwa
  Sungai Gangga : tempat pengapusan dosa

AGAMA BUDDHA

Muncul tahun 53 / atau ke 6 SM
Oleh Sidharta Gautama

Tiga kebaktian agama Budha ( Tri Dharma)
1.    Berbakti kepada sang budha
2.   Berbakti pada darma (ajaran ajarannya)
3.   Berbakti pada sanggha (jamaah perkumpulan)

Seseorang yang masuk dalam ajaran Buddha harus mengucapkan tiga mutiara :
  1. Saya mencari perlindungan pada Buddha
  2. Saya mencari perlindungan pada Dharma
  3. Saya mencari perlindungan pada Sanggha

Dalam ajaran agama Buddha manusia akan lahir berkali-kali (reinkarnasi). Hidup adalah samsara, menderita,  dan tidak menyenangkan. Menurut ajaran agama Buddha, hidup manusia adalah menderita disebabkan karena adanya tresna/nafsu/hasrat.

Penderitaan dapat dihentikan dengan cara menindas tresna melalui 8 jalan (astawida), yakni:
  1. Pengertian yang benar
  2. Masksud yang benar
  3. Bicara yang benar
  4. Laku yang benar
  5. Kerja yang benar
  6. Ikhtiar yang benar
  7. Ingatan yang benar
  8. Renungan yang benar

Kitab Suci agama Budha Tripitaka
  1. Suttapitaka: Himpunan ajaran khotbah Budha
  2. Winayapitaka: Tata atau aturan hidup para penganut Budha
  3. Abhidharmapitaka: Ilmu pengetahuan agama Budha

Hari Kebesaran Agama Buddha
  Hari Raya Waisak (Vesâkha Pûja) pada umumnya jatuh pada purnama sidhi di bulan Mei, namun kadangkala pada hari-hari pertama bulan Juni bila jatuh pada tahun kabisat lunar.
  Memperingati 3 peristiwa:
  Kelahiran budha
  Mendapatkan wahyu
  Kematian / stupa

Tempat Suci Agama Buddha
  Lumbini : Tempat kelahiran sang Budha
  Buddha Gaya ( Bodhgaya ) : Tempat Sang Buddha mencapai Pencerahan Sempurna
  Taman Rusa di Isipatana :  Tempat Sang Buddha memutar roda Dhamma untuk pertama kali
  Kusinara : Tempat Sang Buddha mencapai Maha Parinibbana, Pembebasan Akhir

Aliran-aliran dalam agama budha
·      HINAYANA :
Aliran Hinayana beranggapan bahwa keberhasilan umat Buddha dalam mencapai nirwana hanya dengan usaha sendiri, tanpa bantuan dari pihak luar manapun. Aliran Hinayana di pandang lebih mendekati ajaran Buddha yang asli, karena tidak mengenal dewa-dewa penolong yang akan membantu setiap umat dalam mencapai nirwana.
Tiap-tiap orang wajib berusaha sendiri untuk mencapai nirwana.
Berkembang di negara seperti Thailand, Srilanka, Birma.
·      MAHAYANA :
Merupakan Aliran Buddha yang  memperkenalkan unsur mistik dan kemungkinan semua orang dapat menikmati nirvana yang utuh. Penganut aliran Mahayana mengembangkan sebuah anggapan bahwa ajaran mereka lebih meluas, superiordan memiliki doktrin yang lebih tinggi dari pada Hinayana.
Manusia berusaha bersama atau membantu orang lain dalam mencapai nirwana.
Berkembang di negara seperti Indonesia, Jepang, Cina, Tibet.

Kemunduran agama buddha
·      Setelah Kaisar Ashoka wafat tahun 232 SM
·      Agama hindu terus memperbaiki kelemahannya sehingga pengikutnya bertambah banyak.

Perbedaan Hindu dan Budha :
HINDU
BUDHA
Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria dan bangsa Dravida
Muncul sebagai hasil pemikiran dan pencerahan yang diperoleh Sidharta dalam rangka mencari jalan lain menuju kesempurnaan(nirwana)
Kitab sucinya, WEDA
Kitab Sucinya, TRIPITAKA
Mengakui 3 dewa tertinggi yang disebut Trimurti
Mengakui Sidharta Gautama sebagai guru besar/ pemimpin agama Budha
Kehidupan masyarakat dikelompokkan menjadi 4 golongan yang disebut Kasta (kedudukan seseorang dalam masyarakat diterima secara turun-temurun/didasarkan pada keturunan).
Tidak diakui adanya kasta dan memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah sama.
 
Adanya pembedaan harkat dan martabat/hak dan kewajiban seseorang
Tidak mengenal pembagian hak antara pria dan wanita
Agama Hindu hanya dapat dipelajari oleh kaum pendeta/Brahmana dan disebarkan/ diajarkan pada golongan tertentu sehingga sering disebut agamanya kaum brahmana.
Agama Budha dapat dipelajari dan diterima oleh semua orang tanpa memandang kasta
Agama Hindu hanya bisa dipelajari dengan menggunakan bahasa Sansekerta
Agama Budha disebarkan pada rakyat dengan menggunakan bahasa rakyat sehari-hari, seperti bahasa Prakrit
Kesempurnaan (Nirwana) hanya dapat dicapai dengan bantuan/bimbingan pendeta
Setiap orang dapat mencapai kesempurnaan dengan usaha sendiri yaitu dengan meditasi
Seorang terlahir sebagai Hindu bukan menjadi Hindu sehingga kehidupan telah ditentukan sejak lahir.
Kehidupannya ditentukan oleh darma baik yang berhasil dilakukan semasa hidup
Mengenal adanya kelahiran kembali setelah kematian (reinkarnasi)
Tidak menenal reinkarnasi tetapi mengenal karma
Dibenarkan untuk mengadakan upacara korban
Tidak dibenarkan mengadakan upacara korban


Teori Masuknya Kebudayaan dan Agama Hindu Budha ke Indonesia
  1. Posisi Indonesia dalam Lalu Lintas Perdagangan Dunia.
-       Sebagai negara kepulauan, Indonesia terkenal dengan jalur pelayaran.
-       Perdagangan dilakukan melalui jalur pelayaran.
-       Lokasi selat Malaka yang strategis menjadikan bangsa-bangsa yang maju, seperti Cina, India dan Arab melakukan pelayaran melalui selat Malaka memeberikan pengaruh pada kemajuan Indonesia.

Budha
·      lebih awal dari pada Hindu
·      Adanya misi penyiaran agama ( Dharmadhuta) abad ke 2 M
Hindu
·      Teori Brahmana: mengerti agama 
·      Teori Kasatria: pemerintahan
·      Teori Waisya : para pedagang
·      Teori Sudra :orang – orang yang terbuang

Bukti Adanya Iteraksi Dibeberapa Daerah Dengan Hindu Buddha
  1. Ditemukan Patung Budha gaya Amarawati di Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit Siguntang (Sumsel). Di Kota Bangun (Kutai) di temukan Arca Budha bergaya Gandara.
  2. Ditemukaan Prasasti  mulai dari Kalimantan Timur, Jawa dan Sumatera. Yang menggunakan Huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta, Jawa Kuno dan Melayu.

Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia
  1. Kepercayaan 
  2. Bahasa ( bahasa sansakerta)
  3. Organisasi Sosial kemasyarakatan
  4. Bidang sosial ( mengenal sistem kasta)
  5. Sistem Pengetahuan ( perhitungan tahun Saka)
  6. Teknologi  ( terlihat pada bentuk bangunan)
  7. Kesenian

Kepercayaan
Penduduk Nusantara secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh lapisan elite para raja dan keluarganya. Yang bersifat Politeisme

Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa Sansekerta yang dapat temukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Dan istilah-istilah penting yang menggunakan bahasa Sanskerta.

Organisasi Sosial
Kemasyarakatan
Pemerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota.

Bidang sosial
Dalam bidang sosial terjadi perubahan-perubahan dalam tata kehidupan sosial masyarakat. Perubahan itu terjadi sebagai akibat diperkenalkannya sistem kasta dalam masyarakat. Kasta-kasta itu diantaranya kasta brahmana, kasta ksatria, kasta waisya kasta sudra.

Teknologi
Seni bangunan Candi Brobudur tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra.

Seni rupa
Unsur seni rupa India telah masuk ke Indonesia dibuktikan dengan ditemukannya relief-relief cerita sang Budha pada candi Borobudur, cerita Ramayana pada candi Prambanan. Dan sekarang relief-relief tersebut dijadikan hiasan pada bangunan, seperti yang terdapat pada pustaka wilayah yang terdapat di provinsi Riau.

Seni Sastra
Bahasa sanskerta yang berasal dari India tersebut membawa pengaruh besar terhadap perkembangan sastra di Indonesia, seperti prasasti yang ditulis dengan huruf pallawa dan sanskerta. Tidak hanya itu kitab-kitab yang dibuat pada zaman tersebut juga memiliki nilai sastra yang tinggi.

Seni Bangunan
Yang menjadi bukti berkembanngnya budaya India di Indonesia adalah bangunan candi. Dasar bangunan candi merupakan hasil pembangunan bangsa Indonesia pada zaman megalitikum yang berupa punden berundak-undak kemudian mendapat pengaruh dari kebudayaan India sehingga menjadi wujud sebuah candi.

Seni Pertunjukan
Wayang Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat dari pengambilan lakon cerita dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang berasal dari budaya India.